Kak, aku mau cerita dulu sebelumny, ini soal masalah percintaan aku, aku punya doi dia orangnya pendiem,cuek,dan emosian. Kalo dia lagi punya masalah dia nggak bakal cerita sama siapa siapa termasuk aku tpi,secuek cuek dia dia nggak mungkin cuekin aku berhari hari. Dan akhir akhir ini, aku lihat dia berubah jadi tambah cuek, notif chat ku pun dimatikan biasanya nggak pernah gitu.. of course aku cewek aku bisa negative thinking bahwa dia ad yang lain.. dan akhirnya aku ngomong ke dia.. perasaan aku akhir akhir ini.. terus dia akhirnya cerita masalah dia yaitu temen dia (cewek) diganggu sama orang sampe nangis dan doi aku nggak suka temennya digituin. Dia nahan emosi selama satu minggu. soalnya temennya itu yang udah mengubah dia jdi bisa lebih baik kayak sekarang. Dia juga bilang aku membuat beberapa kesalahan tapi dia tidak peduli lagi soal itu and then he said his done. Dan of course aku ngerti perasaan dia kalo dri awal dia cerita.. emang salah aku kurang ngerti in posisi dia dan soal beberapa kesalahan itu ialah dia sering cemburu kalo aku temenan deket sama beberapa cowok di kelas. Jujur setelah dia pergi aku merasa kehilangan sesuatu.. i don\’t what to do. I asked my friends bout this problem and ada beberapa dari mereka yang bilang \”tinggalkan saja\” dan ada yang bilang \”lo harus ngomong face to face ama dia bujuk dia\” Jadi kak, aku harus gimana tinggalkan saja dia and go move on atau bujuk dia secara face to face?
Hai, kami berterima kasih atas keberanian kamu menceritakan kondisi kamu selama ini. Dari cerita yang telah kamu ceritakan, aku bisa merasakan betapa beratnya perasaan kamu saat ini. Masalah hubungan, terutama yang berkaitan dengan perasaan dan komunikasi, sering kali membuat kita bingung dan terluka, apalagi ada perasaan kehilangan dan ketidakpastian. Kami akan coba bantu kamu menganalisis situasi ini, semoga bisa memberikan sedikit pencerahan.
Pertama, kami paham kenapa kamu merasa bingung dan curiga dengan perubahan sikap dia. Kalau seseorang yang sebelumnya dekat dengan kita tiba-tiba berubah, itu pasti bisa memicu banyak perasaan negatif seperti rasa takut kehilangan atau cemas bahwa ada yang salah.
Tapi, dari cerita yang kamu bagi, dia juga menghadapi situasi yang cukup emosional yaitu temannya diganggu sampai menangis dan dia merasa perlu untuk melindungi temannya tersebut. Ini adalah situasi yang bisa bikin dia merasa cemas, apalagi jika dia sudah lama menahan emosinya. Mungkin karena dia merasa ada tanggung jawab terhadap temannya, dia lebih fokus untuk menyelesaikan masalah itu daripada berbagi denganmu atau menjaga hubungan denganmu.
Kamu juga menyebutkan bahwa dia merasa kamu membuat beberapa kesalahan, terutama soal cemburu ketika kamu dekat dengan teman-teman cowok di kelas. Dalam hubungan, perasaan cemburu itu bisa sangat kompleks. Mungkin baginya, dia merasa kurang dihargai atau takut kehilangan kamu, sehingga emosi cemburunya keluar. Ini mungkin bukan hanya soal siapa yang ada di sekitarmu, tetapi juga soal bagaimana dia merasa aman dan dihargai dalam hubungan tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa komunikasi yang baik bisa membantu mengatasi masalah seperti ini. Jika memang ada kesalahpahaman atau hal-hal yang belum selesai, bicara terbuka dan jujur tentang perasaan masing-masing bisa sangat membantu.
Sekarang soal keputusan yang kamu hadapi, yaitu apakah harus meninggalkan dia dan move on atau mencoba untuk bujuk dia face-to-face, keduanya memang pilihan yang memiliki pertimbangan positif dan negatif. Kalau kamu merasa hubungan ini sudah terlalu banyak menimbulkan keraguan, mungkin memberi ruang untuk diri kamu sendiri bisa membantu untuk lebih fokus pada kesejahteraan emosional kamu. Kadang-kadang, hubungan yang penuh ketidakpastian bisa menguras energi dan membatasi pertumbuhan pribadi kita. Jika dia sudah menyatakan bahwa dia “done” dan tidak peduli lagi, meskipun mungkin itu karena dia sangat emosional, kamu juga harus menghargai keputusan dan perasaannya. Dalam hal ini, lebih baik memberi jarak agar kamu bisa meresapi perasaan kamu tanpa tekanan.
Jika kamu merasa masih ada perasaan sayang yang kuat dan yakin hubungan ini bisa diperbaiki, maka berbicara langsung bisa jadi langkah yang baik. Namun, pastikan saat berbicara, kamu bisa menjaga perasaan dia, tidak menambah tekanan, dan yang terpenting tidak menurunkan value kamu sebagai perempuan berharga. Dengarkan dengan empati, dan hindari argumen yang bisa memperburuk situasi. Terkadang, kata-kata yang tidak hati-hati bisa memperburuk hubungan lebih jauh.
Apa pun pilihan yang kamu buat, ingat bahwa yang paling penting adalah kesehatan emosional dan kebahagiaan diri kamu. Jangan sampai kamu mengorbankan kesejahteraan kamu demi mempertahankan hubungan yang mungkin sudah tidak sehat atau tidak lagi sesuai dengan kebutuhanmu. Jika kamu merasa hubungan ini terlalu membebani, mungkin saatnya memberi jarak untuk introspeksi dan menemukan kebahagiaan di luar hubungan tersebut.
Kamu juga perlu tahu bahwa move on itu bukan soal melupakan seseorang dengan cepat, tetapi tentang memberi ruang bagi diri sendiri untuk sembuh dan berkembang, meskipun itu mungkin membutuhkan waktu.
Doa tulus kami ucapkan semoga kamu selalu sehat dan diberi kemampuan untuk melalui kondisi ini dengan hati yang damai.
Tim Tanya Konselor