Saya ingin bunuh diri.

Saya sudah seringkali berpikir untuk mati tetapi saya belum melakukannya karena saya tidak ingin Mama saya sedih, saya juga tidak bisa meninggalkan orangtua saya dengan saudara saya yang kelakuannya luar biasa bikin orang membatin terus. Saya juga tidak bisa mengatakan kalau saya sangat tertekan karena saya tidak ingin orang tua saya kepikiran. Tapi, hingga saya dewasa hal yang paling saya sesali sampai hari ini adalah mengapa saya tidak bunuh diri saat saya masih kecil dulu? Mengapa saya masih hidup? Saat melihat air di bak mandi besar yang penuh saya sering berpikir untuk menenggelamkan diri di sana tapi bagaimana reaksi orangtua saya yang nantinya akan melihat saya seperti itu? Saya juga seringkali ketika berkendara sengaja memejamkan mata berharap terjadi kecelakaan tapi hanya beberapa detik saja karena saya tidak ingin terseret menjadi korban juga. Saya pernah mencoba mengiris nadi saya dengan silet, sayang sekali benda itu tumpul dan saya ternyata tidak mempunyai keberanian sebesar itu. Tapi saya sudah tidak ingin hidup. Saya terlalu lelah berusaha. Saya lelah dibohongi terus. Mama pernah bilang saya cuma cukup bertahan mengalah sampai saya bisa naik motor sendiri nyatanya sampai sekarang juga saya masih terus harus mengalah. Saya selalu tersingkirkan. Saya selalu disalahkan atas hal yang tidak saya lalukan dan saya harus menerima karena mama saya bilang begini, kalau ga dikeluarkan nanti malah jadi penyakit. Tapi saya selama saya hidup saya selalu menahan semuanya sendirian, saya selalu memendam semua hal sendirian. Mama saya bilang saya yang anak perempuan ini harus menghidupi orangtua saya padahal saya punya abang. Saya punya saudara laki-laki yang lebih tua dan lebih dewasa dari saya. Padahal saya selalu menurut dan tidak menyusahkan seperti dia tapi saya harus membuang keinginan saya, membuang cita-cita saya, membuang emosi saya karena di rumah ini pun saya tidak boleh marah atau menangis, saya juga pun menjadi membuang diri saya sendiri. Sekarang walaupun saya masih hidup dan bernapas di sini tapi sebenarnya saya merasa bahwa saya sudah mati. Sudah lama mati. Jadi, saya berpikir untuk benar-benar mati saja sekalian sekarang. Saya ingin bunuh diri dan menulis surat bahwa saya mengizinkan organ tubuh saya diambil serta dijual. Saya rasa itu sudah cukup untuk memenuhi tanggung jawab saya. Tapi, bagaimana ya reaksi orang-orang nanti? Ayah saya seorang pemuka agama di sini, tapi anaknya mati bunuh diri bukankah itu akan lucu sekali, saya tidak ingin mencoreng nama ayah saya seperti itu. Saya tidak ingin dibenci ayah saya. Tapi saya benar-benar tidak ingin hidup. Saya lelah. Saya tahu saya butuh konseling dengan profesional tapi saya bahkan tidak bisa menggunakan uang saya sesuai dengan keinginan saya. Saya juga tidak ingin Mama jadi kepikiran jika tahu saya butuh hal itu. Tapi saya sungguh tidak sanggup