Muak tinggal sama mertua

Tanya KonselorCategory: PsikologiMuak tinggal sama mertua
First Life Maker asked 2 months ago . Client detail : male, 25-30 y.o

Saya sudah tiga tahun tinggal sama mertua, saya terpaksa tinggal dengan mertua karena ngalah sama istri. Semenjak saya tinggal bersama mertua saya tidak punya privasi, tiap hari selalu ada saja yang disuruh-suruh, pagi-pagi disuruh siap untuk bantu kerja padahal saya sendiri juga ada kerjaan utama sebagai pedagang buat mencari kebutuhan hidup, bahkan motor pernah hampir jatuh dari motor karena membawa barang yg kapasitasnya 80kg lebih padahal disana selalu ada 1 atau 2 mobil yang tidak digunakan, orang-orang melihat saya seperti pembantu, seringkali juga memamnggil dengan sebutan E, apakah tidak bisa dipanggil lebih baik seperti nak atau apa gitu, setiap ada acara saya selalu membatu menyuguhkan hidangan pada para tamu, saya tidak punya harga diri karena mertua saya lebih banyak menyuruh saya untuk pekerjaan yang (berkotor-kotoran, berat dan menguras fisik dan mental) sementara anak2nya dimuliakan.Saya sudah cukup bersabar, saya sudah bosan, jenuh, beberapa kali ingin bunuh diri, kalau saja bunuh diri itu tidak dilaknat dalam islam mungkin saya sudah melakukannya, istri saya pastinya selalu pro terhadap orangtuanya.Kenapa saya harus hidup seperti ini ?Apakah saya memang terlahir sebagai pembantu yang tak punya harga diri yang harus merasa wajar dengan alasan menghormati mertua ?Apakah saya harus bunuh diri jika ingin semua ini berakhir ?Sampai kapan saya harus seperti ini ?

1 Answers
Fatimah Azzahra Staff answered 2 months ago

Hi First Life Maker.
Terima kasih udah mau berbagi cerita kamu ke kami. Aku paham rasanya berada di posisi mu pasti ga nyaman banget ya, tapi kamu perlu tahu bahwa kamu luar biasa sekali karena mampu bertahan dan tetap hidup dengan baik hingga ini.

Merasa tidak memiliki privasi dan merasa diabaikan dalam keluarga pastinya sangat menyakitkan. Kamu telah menunjukkan ketabahan yang luar biasa selama bertahun-tahun menghadapi situasi ini, dan itu menunjukkan betapa kuatnya kamu sebagai individu. Namun, penting untuk diingat bahwa kamu tidak sendirian dalam perjuangan ini.

Mungkin saatnya untuk membicarakan perasaanmu dengan istri dan mertuamu secara terbuka. Cobalah untuk mencari solusi bersama yang menghargai kebutuhan dan keinginanmu. Kamu tidak terlahir sebagai pembantu tanpa harga diri. Kamu layak untuk dihormati dan dihargai sebagai bagian dari keluarga tersebut. Kamu memiliki hak untuk hidup dengan bahagia dan merasa dihargai.

Aku memahami bahwa kamu merasa terdesak dan putus asa, tapi aku ingin kamu tahu bahwa ada jalan keluar dari situasi ini. Bunuh diri bukanlah solusi yang tepat. Ada banyak sumber bantuan dan dukungan yang tersedia jika kamu merasa tidak mampu menghadapi situasi ini sendiri.

Aku tahu, pasti rasanya berat yah jalanin hidup kayak gitu. Tapi aku yakin, kamu bisa lewatinnya. Yuuk semangaaaat lagi.. Salam hangat untuk First Life Maker.
Virtual Hug.