Aku mahasiswa yang kesibukannya kuliah, organisasi, dan kerja sampingan berupa mengajar. Terkadang, untuk membagi-bagi waktu dan juga untuk melakukan ketiga hal ini sangatlah tidak mudah, bahkan sampai ada bentrok. Kalau untuk kerja sampingan, biasanya sudah ku atur jadwal sedemikian rupa, dan kalau untuk organisasi juga sama, Tapi, ya, secara kenyataannya tetap aja sulit buat menyeimbangkan. Terkadang juga, jadinya merasa kayak hidup di bawah tekanan karena menurt aku ini memang sangatlah berat untuk dijalani.
Kira-Kira, apa yang seharusnya saya lakukan agar hal ini bukan jadi masalah bagi saya sendiri? Apa seharusnya saya memang melepaskan salah satu kesibukan tersebut?Atau bagaimana?
Halo, kak Wahyu, terima kasih ya sudah mau menghubungi kami dan mau berbagi cerita kepada kami, kak. Aku harap kondisi kakak sekarang ini sudah membaik ya, kak. Sebelumnya, apresiasi besar untuk diri kakak ya, karena sudah bisa berproses ‘lebih’ dari mahasiswa pada umumnya ^^
Aktif di perkuliahan, organisasi dan pekerjaan sampingan pastinya menguras banyak tenaga dan emosi. Hal yang wajar kalau kakak merasa lelah, apalagi jika waktu istirahat kakak berkurang karena kesibukan kakak. Namun sayangnya, dari cerita yang kakak sampaikan, kakak mengungkapkan perasaan tertekan. Kalau memang demikian, maka perasaan tersebut sebenarnya menjadi indikator bahwa beban tanggung jawab yang kakak punya terlalu besar. Karena umumnya, jika memang kesibukan itu membuat kita ber-progress, maka seharusnya yang muncul adalah perasaan tertantang namun nyaman. Aku harap saat ini kakak sudah menemukan solusinya ya, kak.
Jika memang belum, ada saran yang kiranya dapat kakak terapkan saat ini atau bahkan nanti ketika kakak di dunia pekerjaan. Ketika menghadapi kondisi overpressured, ada baiknya kakak memikirkan kembali prioritas kakak. Contoh jika kondisinya seperti cerita kakak, berarti ada 3 beban utama yang kakak miliki. Dari ketiga beban tersebut, manakah yang paling bermasalah jika kakak tinggalkan? Tentu pastinya perkuliahan, karena kakak akan rugi secara finansial (pembayaran UKT selama ini, dan biaya lainnya), secara waktu (durasi perkuliahan yang sudah kakak tempuh), secara tenaga (perjuangan kakak dalam proses perkuliahan), bahkan secara mental (emosi-emosi yang telah kakak keluarkan selama proses perkuliahan). Ditambah lagi, sebenarnya hanya tersisa sedikit langkah lagi untuk mencapai proses akhir dari perkuliahan kakak. Lalu bagaimana dengan “organisasi” versus “pekerjaan sampingan”? Pada masalah ini, kakak bisa pertimbangkan kembali: apakah kakak lebih membutuhkan pengalaman sebagai pengurus organisasi atau sebagai pekerja sampingan? Apakah lebih banyak benefit yang didapat dari organisasi atau dari pekerjaan sampingan? Manakah yang lebih sepadan, benefit dan tuntutan organisasi atau benefit dan tuntutan pekerjaan sampingan? Jawabannya aku kembalikan ke kakak ya, kak, karena kakak yang tau sudah sejauh mana perjuangan kakak di kedua bidang tersebut.
Semangat selalu ya, kak! Jangan terlalu membebani diri kakak sendiri. Ingat selalu bahwa inti dari apa yang kita kerjakan adalah makna yang kita dapatkan. Tidak apa jika tidak sehebat kegiatan orang lain, yang penting kegiatan tersebut ada maknanya di hidup kita. Karena arti dari produktif bukanlah sibuk, melainkan berproses mengembangkan diri.
Sukses selalu dimanapun itu ya, kak! ^^
– Tim Tanya Konselor