Kisah percibtaan

Tanya KonselorCategory: RemajaKisah percibtaan
Amora Larasati asked 3 years ago . Client detail : female, 19-24 y.o

Saya ingin curhat tentang kisah cinta saya yang tidak bisa lepas dari pacar pertama saya
Dlu saya dengan dia pacaran dr smp sampai saya kerja walopun hub kami putus nyambung karna kurangnya komunikasi. 
Saya waktu itu blm menyadari kalo saya sangat menyanyangi dia. Saya sadar ketika sudah putus.
Lalu saya mencoba mengajak balikan, saya meminta memperbaiki hub kami. Segala cara saya lkukan dri dengan memberanikan diri main kerumahnya bertemu orang tuanya, saat dia ulang tahun saya membaw kue kerumahnya. Padahal saat pacaran saya tidak sedekat itu dengan keluarganya. Karna memang dia jarang membawa saya kerumahmya.
Awalnya saya pikir akan berhasil karna dia mengundang saya kembali kerumahnya, dan saat saya tanya lain klai kita jalan bareng, dia mengiyakan. Bahkan dia mengajak saya jalan2 tapi dia sndiri yg membatalkan
Bbrapa Minggu kmudian dia malah memposting dengan seorang wanita, saya berpikir itu pasti pacar baru dia
Saat itu saya sangat sedih, bahkan saya tanya, kali memng tidah memberi saya harapan kenapa seolah olah dia memberi harapa.kalo memng tidak punya perasaan kenapa tidak menolak saya dari awal. Dia hanya jawab sabar, selama janur kuning blum melengkung
Saya sedih setiap hari, mengingat perasaan saya yg dalam terhadap dia tanpa dihargai, dia mengatakan usaha saya tidak maksimal, saya lemah. Padahal saya pikir.sebagai wanita perjuangan seperti itu sudah maksimal saya lakukan 
 Seblan setelah kejadian itu saya tidak mau menangis lagi, maka saya menerima tawaran tmen saya untuk dekat dengan tmannya, saya mencoba membuka hati kembali agar melepas kesediahan saya.dan sedikit saya mlupakan mntan saya, dan berpikir menerima ajakan orang baru ini untuk lebih Sling mengenal agar tumbuh rasa sayang. Tapi saya seperti hnya mencoba untuk sayang, tapi hati saya tetep menolak, dan tidak ada rasa kasmaran.
Tidak selang brapa lama mantan saya tiba2 menelpon  saya dan mengajak ketemu. Dan bodohnya saya, saya mengiyakan, karna ternyata hati saya belum redup untuk dia. Saya tanya untuk apa bertemu. Dan saya tanya ada urusan apa, saya Blang jangan memanfaatkan prasaan daya, hanya karna saya masih sangat mengharapkannya. Jika kmu tidak memiliki prasan yg sma jngan hub saya lagi,jangan memberi harapan kosong. Dan jika masih punya prasaan, ayok kita mulai dri awal lagi. 
Dia malah menjawab, kamu itu yg dibahas perasaan terus, bisa sabar dulu tidak.
Saya bingung setiap saya tanya dia tdak pernah menjawab dengan pasti iya atau tidak.
Apakag dia mempermainkan perasaan saya, karna saya terlalu blak blakan. 
Saya slalu merasa dia masih punya perasaan, tapi tertutup oleh gengsi dia.
Apa yg harus saya lakukan, hati saya masih goyah ketika dia mengirim pesan, saya merasa saya balik lagi kebelakang jika berhadapan dengan dia kembali.
Tapi saya merasa hub asmara saya tidak akan berhasil, karna saya masih berharap dengan dia.