hidupku selalu diuji, sabar makanan sehari-hari, hingga peran tuhan aku pertanyakan

Tanya KonselorCategory: Psikologihidupku selalu diuji, sabar makanan sehari-hari, hingga peran tuhan aku pertanyakan
Rohma ayd asked 2 years ago . Client detail : female, 19-24 y.o

Hallo kak selamat siang, semoga selalu diberi kesehatan, dan rezeki lancar. izin mau curhat ya kak, kisahku dari kecil dimana sgt” butuh kasih sayang, rangkulan, dan dukungan pasti ada orang-orang yg sgt berperan penting untuk itu, salah satunya keluarga. perlahan di umurku 5 thn ayah meninggal, sehingga hidup bersama 3 kakakku dan ibu , 2 kakakku sudah menikah tinggal 1 kakakku yg belum diposisi itu mereka ber-2 selalu ada buat aku, beranjak diusia 11 thn ibu meninggal. tinggal kakakku satu-satunya yg perduli. hidupku hampa, dingin, butuh kehangatan dari ayah dan ibu. setiap hari nangis kangenn, namun aku bersyukur punya kakak yg selalu ngeusahain apa yg aku mau, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menikah semua kehidupanku berbalik yg dulu meski kehilangan ke-2 ortu namun aku selalu bahagia krn kakak selalu ada buat aku, selalu nurutin apa yg aku mau. hingga akhirnya kesuraman, ketakutan, hingga ingin mengakhiri hidup setelah kakakku menikah, dia 100% berubah yg dulunya syg bgt sama aku, hingga ada kata yg terucap dari mulutnya ketika berantem hebat salah satunya “suatu saat aku gk akan mau jadi wali nikahmu” (kakakku ini laki-laki) diumurku masih kecil 14 thn. perlahan org” yg aku sayang hilang, org” yg berperan penting dikehidupanku telah pergi. usia beranjak remaja lika-liku, berjuang sendiri, dan selalu memendam tangis, amarah sudah makanan sehari-hariku krn tuhan akan selalu menolog hambanya, aku dibesarkan dikeluarga agamis sampai berperang sendiri didalam hati & fikiran bahwa mana pertolongan dari Allah? aku udh rajin sholat serta tahajud loh, aku sadar aku masih mencari jati diri maka dari itu saat aku berusia 16thn berusaha harus hidup baik, cari jati diri sendiri, untungnya kebebasannku dan ketidak anggapanku dikeluarga bisa menjadikan aku anak yg kuat, aku ngga ingin jadi kyk temen”ku yg nakal. meski dari keluarga, saudara-saudara dan tetangga menganggap aku ini anak yg nakal, dan gk nurut. aku dikelilingin orang-orang seperti itu, meraka selalu mengusik kehidupanku, apa-apa yg aku lakuin selalu dianggap buruk. padahal anaknya” gk ada yg bener ada yg jadi LC, kupu-kupu malam, suka mabok, bahkan MBA. namun prestasiku” membawa kampungku lebih meriah saat acara 17.an berkat usahaku juga dipandang sebelah mata. apa tuhan menakdirkan aku gk bahagia ya? prestasi”ku disekolah juga gk ada kata selamat dari pihak keluargaku, gk ada support juga. knp aku dianggap ngga nurut yaa karna mereka kalau menasehati seperti mencaci maki, aku dihina, kalau aku ngebantah aku ditendang, ditampar juga loh. hingga saat ini aku berusi 20thn juga gagal masalah cinta, terlalu pemilih krn trauma aja sama org” yg hadir selama aku hidup. tuhan menghadirkan aku org” toxic. ibadah terasa hampa gk begitu nikmat, pengakuan dan support dari org lain bukan org” terdekatku yaa cuma itu aja yg bikin aku kuat.