DROP OUT dari kampus

Tanya KonselorCategory: PsikologiDROP OUT dari kampus
Wonder Line asked 2 years ago . Client detail : female, 19-24 y.o

Hallo semua, saya salah satu mahasiswa tingkat akhir yang hampir DROP OUT tahun depan karena penelitian skripsi saya yang belum dikerjakan. Kok bisa? Dari dulu ngapain aja?
Awal mula kemalasan saya untuk melanjutkan penelitian adalah karena sikap dospem saya yang terlalu cuek, jutek, slow respon, dan idealis. Sejak pembagian dospem, beliau sulit sekali dihubungi dan bertepatan dengan pandemi. Saya berinisiatif untuk menghubungi pihak kampus dan menanyakan kemana dospem ini karena tidak kunjung memberi respon. Tak lama, beliau muncul di grup bimbingan dan menginformasikan akan mengadakan bimbingan pertama. FYI saya adalah mahasiswa kelas karyawan dan untuk bimbingan saya harus ijin pada atasan saya untuk online agak siang karena saat ini WFH. 
Pada bimbingan pertama dan saya memperkenalkan diri (karena beliau tidak pernah mengajar saya), beliau berkata “Oh kamu yang namanya xxxx”. Saya langsung teringat dengan laporan saya kepada pihak kampus dan merasa tidak enak dengan dospem trsbt. Dan ada hal bodoh yang saya lakukan yaitu lupa mencetak hasil minipropasal saya. Alhasil beliau marah dan menjadi jutek dengan saya. Sikapnya terhadap saya sangat berbeda dengan mahasiswa bimbingan lain. 
Karena saat itu ada PSBB sehingga bimbingan secara langsung tidak diperbolehkan pihak kampus. Sehingga dospem meminta mengirimi hasil tulisan melalui email. Responnya pun masih lama dan selalu dadakan jika ingin mengadakan bimbingan online. Beliau membalas email saya dengan mengomentari tulisan saya dengan kata-kata yang membuat saya down, huruf capslock dimana-mana, beliau tidak memberi solusi dan isinya hanya memarahi saya karena tulisan yg buruk. Melihat itu semangat saya untuk menulis dan memperbaiki seketika patah dan saya terus teringat wajah dan mata beliau yang memandang saya dengan sinis. Saya menjadi marah dan tidak pernah menyentuh tulisan saya hingga saat ini. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Teman-teman satu angkatan saya sudah lulus semua dan hanya menyisakan saya dan bbrp teman-temen.
Jika di throwback saya bukanlah mahasiswa yang bodoh dan malas. Saya menjadi salah satu mahasiswa diandalkan di kelas masalah tugas dan ujian. Saya bekerja di pagi hari dan kuliah di malam hari. Semua nilai saya bagus, TOEFL saya sdh lulus. Namun, jalan saya harus bertemu dospem seperti itu dan ego saya yang sangat tinggi membuat ini semua harus terjadi kepada saya. 
Saya menjadi khawatir sekarang, bagaimana dengan masa depan tanpa gelar s1? Sudah rugi banyak waktu dan uang, namun tidak mendapat ijasah s1. Saya sedih, sedikit hancur, jika ada yang bertanya “Sudah lulus belum?” saya harus jawab apa dan bagaimana menjelaskannya? Orangtua saya akan seperti apa jika saya beritahu ini? Walau tidak pernah ada tuntutan dari mereka karena saya kuliah atas keinginan dan dana sendiri tapi mereka pasti bertanya-tanya juga dan butuh jawaban. Saya belum siap melihat wajah mereka kecewa karena keegoisan dan nasib buruk saya ini.