Ditipu Keluarga Besar Istri

Tanya KonselorCategory: Masalah KeluargaDitipu Keluarga Besar Istri
Yohan18 asked 4 years ago . Client detail : male, 19-24 y.o

Hai. Mohon bantuannya segera.
 
Saya sudah menikah dan baru memiliki putri berumur 5 bulan. Pernikahan saya memang mendadak karna istri hamil diluar nikah. Saya berasal dari keluarga pendeta, sedangkan istri dari keluarga broken home. Saya terbiasa dengan bahasa yg sopan, sedangkan istri terbiasa dengan perilaku2 yang bagi saya kurang berkenan. Rokok, mabuk, judi dan lainnya.
 
6 tahun kami berpacaran. Selama itu saya memang tidak mendekatkan diri ke keluarga istri karena pertama kali saya pacaran saya sudah ditampar oleh tantenya, dengan alasan saya tidak pernah langsung mengantar pulang ke rumah. Padahal saat itu saya sudah mengantar pulang, dan saya ada di rumah kakeknya yang masih satu kampung. Orang tua saya sempat marah, tapi saat ditemui, tante itu tidak berani menunjukan dirinya, bahkan keluarga yang lain yg tidak tau apa2 yg malah meminta maaf kepada orang tua saya. Sekedar info, ibu istri saya bekerja di luar negri, ayahnya sudah menikah lagi. Jadi dia \”dititipkan\” di tante nya itu.
 
Selama 6 tahun perlakuan buruk terhadap saya terus terjadi. Diusir, dituduh, bahkan dimaki satu kampung saya pernah. Namun pada waktu itu saya tidak terlalu memikirkannya karena saya sangat mencintai istri saya. Namun dari pengalaman 6 tahun itu saya mulai sensitif dan temperamen apa bila keluarga itu terlalu mengurusi kehidupan kami berdua.
 
Akhirnya kami menikah, dan putri kami lahir. Kami berdua terpaksa meninggalkan pekerjaan kami karena waktu itu kami ada di luar kota. Jujur sangat sulit bagi kami karena harus meninggalkan karir kami berdua. Awalnya kami tinggal di rumah orang tua saya. Kami sepakat  hingga saya mendapat pekerjaan saya kembali, setelah itu mengontrak rumah sendiri. Namun keluarga istri saya selalu menyuruh istri untuk membawa putri kami kesana. Tiap waktu. Jujur saya risih, karena lingkungan kampung itu sangat tidak baik untuk merawat bayi (asap rokok, minuman keras, bahasa kasar dll). Namun mereka terus memaksa istri dan saya ijin i tiap weekend untuk menginap disana.
 
Namun tiap kali pulang dari sana, istri saya berubah. Saya terus ditekan oleh keluarga istri, dan saya tau  mereka menginginkan putri saya untuk dirawat mereka di lingkungan kotor itu. Saya orangnya perfeksionis, dan istri tau itu. Bila di awal kami sudah membuat perjanjian, saya tidak akan merubahnya dengan alasan apapun. Saya dan istri pun sering cekcok karena keluarga istri lagi2 \”mengatur\” kehidupan pernikahan kami berdua. Pernah kami cekcok hebat, dan istri mengadu ke keluarganya, tiba2 mereka datang ke rumah dan ingin mengambil paksa istri dan anak saya. Pertengkaran terjadi, mereka ngotot, akhirnya saya mengalah dengan perjanjian tgl 15 pulang ke rumah. (sekitar 13 hari lamanya). Namun, pada hari yg sudah dijanjikan, mereka tidak mau mengantar pulang anak dan istri. Saya marah ke istri dan menyuruh mereka pulang, tapi karena istri saya berubah (karena sudah dicekoki omongan \’rusak\’ dari keluarga), dia tidak mau. Semua saudara saya menahan saya yg sudah emosi berat untuk tidak kesana dulu. sedangkan orang tua saya kesana untuk menjemput. Namun keluarga istri malah memaki orang tua saya dan pulang dengan tangan hampa. Keesokan harinya saya dan ayah saya kembali kesana untuk menjemput. Tapi anak saya tidak ada, sedangkan istri takut dimarahi tante2nya. Akhirnya saya emosi lagi karena mereka mengingkari janji dan tidak bertanggung jawab. Namun disana saya sudah ditampar, dipukul, dimaki dll.
 
Akhirnya saya membawa istri dan anak pulang ke rumah  Lagi2 orangtua saya diancam akan dilaporkan ke polisi karena dianggap membuat keributan di kampung itu. Padahal semua tau saya cuma menjemput dan mereka lah yg memukul saya. Sejak kejadian itu, bukan hanya saya, tapi orangtua dan keluarga besar saya menjadi benar2 kecewa dengan perlakuan \”preman\” dari keluarga istri saya.
 
Maaf saya bercerita agak panjang, saya ingin anda yang membaca ini mengerti background masalahnya yang tidak hanya satu dua kali, tapi semenjak 6 tahun ini sudah terjadi.
 
2 bulan lalu, seperti biasa saya antar anak dan istri unutk menginap di kampung keluarganya itu selama weekend. Hari senin seperti biasa saya jemput. Tiba2 ibu istri saya yg diluar negri menelpon. Pertama kali kata yang diucap olehnya adalah kalimat kasar. \”Kon kedepane ambek anakku ykpo\”, yg artinya \”Kamu kedepannya gimana dengan anak saya\”. Mungkin terdengar biasa, tapi kata \”kon\” itu dalam bahasa jawa sangat kasar. Apalagi beliau tidak akrab dengan saya dan kata itu digunakan di awal dia bicara. Saya yg merasa sakit hati,emosi, menaruh hp itu ke rak yg di bawah, dan pergi meninggalkan rumah itu untuk meredakan emosi saya. Posisi 2 tas perkengkapan anak sudah di saya. SAya biasa meredakan emosi dengan berkendara berkeliling. Saat emosi sudah reda, saya meletakkan tas itu di rumah dan hendak kembali untuk menjemput istri anak saya. Tapi, orangtua saya mendapat pesan dari ibu istri saya, yang mengatakan istri dan anak saya sekarang dibawa keluar kota dengan alasan menyelesaikan masalah. Orangtua saya kaget dan tidak menyetujui itu tapi tidak digubris oleh ibu istri saya. Emosi saya kembali naik. Saya hubungi istri saya tapi semua kontak sudah diblokir. Saya stress. Kenapa ibu mertua saya bukannya menyelesaikan masalah namun malah memperkeruh masalah dengan \”menjauhkan\” saya dengan anak dan istri. Padahal perlengkapan anak saya, sperti botol, perlengkapan mandi, susu, baju semua ada di rumah. Tapi ibu mertua saya dengan egois membawa mereka dengan nekat keluar kota. Keluarga besar saya kembali kecewa dengan kejadian itu.
 
Keesokan harinya saya sebagai suami dan ayah yang bertanggung jawab pergi keluar kota untuk mengantar perlengkapan anak saya dan ingin memastikan mereka ada dimana. Namun saya dipermainkan, saya keliling kota itu dan merasa ditipu. Dan akhirnya saya ke kos adik istri saya, disana ibu mertua saya telpon. Memaki2 saya secara kasar. Saya bertanya dimana anak dan istri saya. Tapi selalu tidak dijawab dan terus memaki. Malah dia mengancam tidak akan mempertemukan mereka dengan saya. Disitu saya depresi berat. \”Orang tua kok kayak gitu\”. selama 3hari saya menginap diteman saudara saya. Saya masih tidak tau dimana istri saya dan tidak bisa menghubunginya. Akhirnya saya pulang, semenjak itu saya tidak bisa bertemu dengan anak dan istri.
 
Jujur saya depresi berat. Hari2 terasa sangat berat bagi saya. Saya 6 tahun lebih tiap hari selalu bersama istri, setelah menikah pun 24 jam dengan istri dan anak, namun tiba2 mereka dipaksa pergi dengan alasan yang tidak masuk akal. Saya sempat berkonsultasi dengan seorang psikolog waktu itu, sempat ada saran untuk melaporkan ke polisi karena mereka menyembunyikan keberadaan anak dan istri saya.
 
Beberapa minggu lalu akhirnya istri saya bisa dihubungi. Dia bilang tidak mau pulang. Saya tanya maunya apa. Dia ingin mengontrak rumah. Jujur itu permintaan berat dan diluar perjanjian kami diawal nikah, namun saya mencoba menuruti agar saya bisa berkumpul lagi dengan mereka. Saya jual HP saya, saya cari pinjaman sana sini untuk uang kontrak dan membeli perabotan dlll. Akhirnya saya mendapat kontrakan namun bisa ditempati bulan berikutnya.
 
Lalu istri saya mengabari dia pulang naik travel,dan sudah ada di kampung keluarganya, Saya meminta untuk bertemu diluar. Saya berusaha memaafkan mereka dan fokus untuk berkumpul kembali dengan istri saya. Kami beberapa kali bertemu diluar, tapi semakin lama keadaan semakin tidak menyenangkan karena kami sepasang suami istri tapi untuk bertemu saja harus dibatasi. Itupun saya bertemu anak saya hanya sekali.
 
Beberapa hari yang lalu, sewaktu saya bertemu dengan istri, saya tidak sengaja menemukan bukti2 berupa foto, screeenshot yang menyatakan keluarga istri saya itu telah menyembunyikan anak dan istri saya. Ternyata tidak hanya ibu mertua saya, tapi semua keluarga dikampung itu bersekongkol untuk menyembunyikan dan menipu saya dan keluarga besar saya. APapun yang mereka katakan, baik sewaktu saya dirumah atau saya berada di luar kota, semuanya BOHONG. Mereka MENIPU dan BERSEKONGKOL untuk membohongi keluarga saya. Mereka mengarang cerita dengan sebegitu hebatnya hanya untuk MENIPU saya dan keluarga saya. Istri saya pun bingung harus berbuat apa, karena saya memergoki nya secara langsung. Saya pun langsung marah hebat waktu itu. Karena sudah 1 bulan lebih saya ditipu dan dijauhkan dari istri anak saya. Saya tau istri saya bingung mau memihak siapa. Disatu sisi saya suami dan ayah dari anaknya. Disatu sisi keluarganya sendiri yang menyuruh menipu saya dan keluarga besar saya.
 
AKhirnya semenjak saya memergoki PENIPUAN itu, hubungan kami berdua renggangg. Dia tidak berani menghubungi saya, namun saya terus ingin bertemu dengan anak yang sebelumnya selalu dibatasi.
 
Kontrakan saya baru bisa ditempati 2 minggu lagi. NAmun saya ragu masalah ini akan selesai karena pasti mereka \”mencampuri\” dan \”membuat masalah\” lagi pada kehidupan pernikahan kami. Jujur saya dan keluarga merasa dirugikan sangat besar. Mental saya sempat hancur waktu itu.
 
Mohon bantuannya, saran sekecil apapun saya sangat hargai dan berterima kasih karena sudah meluangkan waktu membaca permasalahan saya. Sekali lagi saya mohon bantuannya, karena jujur pihak keluarga saya benar2 tidak dihargai bahkan ditupu sedemikian rupa.
Terimaksih banyak. Dan mohon maaf kalau ceritanya lumayan panjang.