sy ibu anak 1 dan juga bekerja sambil bawa anak..umur pernikahan sbntr lg 2 tahun.sy dan suami sering bertengkar hanya masalah sepele..baru2 ini sy selalu di marahi hanya krn tidak jaga anakku krn kecapean jd ketiduran sdh terlalu sering dimarahi krn anak..sy hanya bisa menangis dan mendiamkan suami tidak pernah ajak bicara..dan suami cuek2 sj tidak peduli dengan sikap diamku malah dia tingkahnya ikut2an marah..sy harus bagaimana menyikapi suami yg kurang perhatian dan tidak pernah merasa salah..sy merasa cemas mana lg sy dan orang tua bermusuhan juga..sy merasa sendiri cuma anak yg bikin sy kuat untuk saat ini
Hai kak, terimakasih telah menghubungi kami dan berbagi cerita. Kami sangat mengapresiasi keberanian kakak untuk membuka diri. Apa yang kamu alami adalah situasi yang penuh tekanan, baik sebagai seorang ibu maupun istri. Perasaan lelah secara fisik dan emosional sangat wajar, terutama ketika kamu harus mengurus anak sambil bekerja, namun kurang mendapatkan dukungan yang kamu butuhkan. Konflik dengan pasangan, apalagi yang terjadi terus-menerus, bisa membuat hubungan terasa semakin berat. Untuk menyikapi situasi ini, langkah pertama adalah mencoba mengomunikasikan perasaanmu kepada suami dengan cara yang tenang dan terbuka. Pilih waktu yang tepat, ketika kalian berdua dalam keadaan rileks, lalu sampaikan bagaimana perasaanmu dengan jujur, tanpa menyalahkan. Misalnya, katakan, “Aku merasa sangat lelah dan sedih akhir-akhir ini. Aku butuh bantuanmu untuk menjaga keseimbangan keluarga kita.” Jika komunikasi langsung terasa sulit karena suami cenderung tidak responsif, cobalah meminta dukungan dari pihak ketiga yang dipercaya, seperti teman dekat, keluarga yang netral, atau bahkan konselor pernikahan. Dalam situasi seperti ini, penting juga untuk merawat dirimu sendiri, meskipun itu terasa sulit. Berikan waktu sejenak untuk dirimu, meski hanya beberapa menit sehari, untuk mengelola emosimu dan mendapatkan ketenangan. Ingat, kamu tidak perlu menjalani semua ini sendirian. Jika memungkinkan, cari bantuan dari orang lain, seperti teman atau tetangga, untuk meringankan bebanmu, terutama dalam mengurus anak. Konflik dengan orang tua juga bisa menambah tekanan emosional. Jika memungkinkan, cobalah memperbaiki hubungan secara perlahan dengan mereka. Namun, fokus utama sekarang adalah menjaga kesehatan mentalmu dan memastikan bahwa kamu tetap kuat untuk dirimu sendiri dan anakmu. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika perasaan cemas dan lelah ini semakin berat. Ingatlah, kamu adalah individu yang berharga, dan perasaanmu juga penting untuk didengar dan dihargai. -Tim Tanya Konselor