Takut salah bicara

Tanya KonselorTakut salah bicara
Fia asked 4 years ago . Client detail : , y.o

Saya mau curhat tentang kehidupan saya dalam dunia kerja.
Saya kerja didunia sekolahan. Saya kerja dibagian pengisian deposit (semacam pengisian saldonya atm)
Saya dan teman ada 2 tugas yaitu tugas utama pengisian deposit dan tugas yg sebenarnya dikejakan bergantian (kerja bantuin Ibu kepala kantin diruangan berbeda dgn tugas utama)
Saya tau saya salah saya gak pernah gantian mengerjakan Tugas yg kedua. Teman saya terus yang mengerjakan. Aq juga pengen gantian gitu ngerjainnya. Biar gak dia terus. Kasian gitu.tapi takut salah ngomong.
Pernah saya berusaha ngomong. Mbak sekarang aku ya yang ngerjain. Ternyata dia curhat dgn kepala kantin lewat wa yg g sengaja aq melihat dihpnya ibu kepala kantin. Dia ngomong kalau aq maksa yg kesana ( aq maksa untuk gantiin dia bantu ibu kepala kantin). Disitu aq pengen banget nangis tp aq tahan sambil bantu ibu kepala kantin. Dan selanjutnya aq g prnh gantian bantu bu kepala kantin. Jujur aq takut mau curhat nanya cara ngomong yg baik biar tidak kesannya aq memaksa. Tpaq bingung curhat ke siapa. Masalahnya aq g berani curhat keluarga atau ke ibu krn mengenal baik mereka. Aq g bilang mereka jahat. Justru aq disini yg jahat. Aq tega teman yg ngerjain terus. Cuman aq g ingin keluarga salah paham hanya karna curhatanq.
Mudah2an disini bisa bantu aq.
Makasih.
Jujur aq tau banyak karyawan disekolah sudah membicarakan aq yg g pernah bantu teman. Teman terus yg ngerjain.
Aq hanya ingin ngantian ngerjain tugas ke2 dgn teman itu aja.
Makasih

1 Answers
faradilah Hanum Staff answered 4 years ago

Hai fi, salam kenal 😊
Hal pertama yang ingin aku sampaikan ke kamu adalah, kamu bukan orang jahat. Justru kamu perasa. Kamu memikirkan bagaimana perasaan orang lain lebih dahulu daripada diri kamu sendiri dan seringkali kamu disalahpahami karena hal tersebut.
Peka seringkali memiliki dua sisi, baik dan buruk. Sebenarnya menjadi tidak peka pun ada konsekuensinya. Sama saja. Namun kita bisa meminimalisir dampak yang tidak menguntungkan bagi kita ketika kita menyadari seperti apa diri kita. Tentu kamu memiliki alasan perihak tidak pernah bergantinya kamu dalam mengerjakan tugas yang kedua dengan temanmu, namun bukan berarti kamu sengaja dan ingin melakukannya bukan? Kamu hanya seringkali menimbang situasi sekitar ketika ingin melakukan sesuatu.
Ketika kamu dan temanmu sadar akan pekerjaan dan tugas kalian, serta sudah bersepakat untuk bergiliran, maka buatlah kesepakatan tersebut menjadi sejelas-jelasnya. Misal kamu membantu ibu kantin setiap hari senin sampai rabu dan temanmu di hari sisanya atau jika ada kendala, misal tidak bisa membantu ibu kantin di hari bagianmu, maka kamu dan temanmu bisa menuliskan kondisi alternatifnya, misal bertukar hari. Bila perlu, buat hal tersebut diatas kertas, sehingga lebih terkesan formal bagi kalian berdua. Hal tersebut akan meminimalisir ketidakjelasan dan kecanggungan dalam pembagian tugas diantara kalian. Terutama kamu, yang memiliki sifat “tidak enakan” pada orang lain.
Disalahpahami oleh seseorang apalagi teman (seperti dalam kasusmu, dimana temanmu curhat ke ibu kantin) tentu membuat tidak nyaman, sedih, dan kecewa. Namun, kamu jangan membiarkan kesalahpahaman menjadi berlanjut jika kamu memang memiliki kesempatan untuk menjelaskan yang sebenarnya. Misal, kamu bisa mengobrol biasa ke ibu kantin, lalu menjelaskan apa hal yang membuatmu jarang membantu beliau, tak perlu mengatakan bahwa kamu tahu jika temanmu mengirim wa ke ibu kantin. Ceritalah seperti mengobrol biasa tentang keinginanmu untuk bergantian dan membantu beliau. Setidaknya dengan begitu kamu bisa menghindarkan ibu kantin dari kesalahpahaman yang lebih besar terhadapmu, pun mungkin saja ibu kantin akan menjelaskan dirimu yang sebenarnya pada temanmu.
Memang, mungkin ada beberapa orang yang bisa percaya atau tidak pada penjelasan kita. Namun poin pentingnya adalah kamu telah berusaha untuk tidak membuat kesalahpahaman menjadi lebih besar. Tidak semua orang akan tidak mempercayai kita, pasti akan ada yang percaya, jika pun memang kamu berada dalam situasi dimana tidak ada seorang pun yang percaya padamu, maka setidaknya kamu bisa membuatmu percaya pada diri kamu sendiri. Percaya bahwa kamu tidak pernah berniat buruk pada orang lain dan percaya bahwa kamu sendiri menginginkan kebaikan bagi semua.
Seringkali kita tidak bisa mengontrol opini seseorang yang ditujukan pada kita, namun kamu jangan hanya memfokuskan diri pada penilaian orang lain. Opini orang belum tentu menjadi realitas diri kita, jangan mendefinisikan diri sendiri melalui opini orang lain yang belum tentu benar.
Kamu cukup berani mengakui kesalahan kamu yang sering tidak membantu ibu kantin, jadi sekarang fokuslah untuk melakukan tugas yang kamu dan temanmu sudah sepakati, bekerjalah dengan baik. Jangan merasa terbebani dengan sikap temanmu, kalian telah membuat perjanjian, dan kamu hanya melaksanakan tugas yang sudah kalian bagi. Jangan merasa tidak enak atau sungkan, jika sudah berada dalam hari giliranmu, maka lakukan, jangan biarkan temanmu yang melakukan. Ketegasan seperti itu akan membuatmu lebih menghargai dirimu sendiri dan mengisyaratkan pada orang lain bahwa kamu adalah orang yang bertanggung jawab dan tegas. Biarkan opini orang lain terhadapmu, fokuslah pada hal yang memang seharusnya kamu lakukan. Dengarkan dirimu lebih banyak dibanding orang lain. Beri pemahaman pada dirimu sendiri bahwa kamu tidak seperti yang mereka katakan dan kamu adalah orang yang bertanggung jawab. Lebih tegaslah pada dirimu sendiri, jangan merasa “tidak enakan”. Ketidaktegasan akan membuatmu melemah. Bukankah kamu memiliki keinginan yang lebih kuat untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan menepati janji, dibanding menjadi sosok yang “tidak enakan”?
Akan ada waktu dimana mereka akan sadar mengenai kesalahpahaman mereka padamu, yang terpenting, kamu fokus bekerja dan melakukan semua tugasmu. Opini orang tidak selamanya permanen, opini selalu berubah, sehingga kamu tidak perlu menggantungkan caramu bersikap dari opini-opini yang tidak permanen tersebut. Lalu, kamu pun harus benar-benar menyadari jika opini mereka tidak bisa menjadi realitas dirimu.
Ah iya, coba kamu ingat baik baik, apakah kalimat yg kamu sampaikan saat berbicara dengan teman untuk gantian sudah tepat? Mungkin bisa dievaluasi terkait niat baik bisa disalahartikan dengan “memaksa” mungkin bisa berasal dari kesalahan kita saat berinteraksi. Itu hal yg wajar dan sering terjadi saat apa yang kita maksudkan tidak sesuai dengan apa yg dipersepsikan lawan bicara kita karena pemilihan kata atau intonasi yg kurang tepat. Namun, saat kita tahu kelemahan kita sendiri maka bisa kok diperbaiki dengan menyampaikan ulang dengan kalimat dan intonasi yg lebih oke. Dalam berkomunikasi hal ini disebut asertif, yaitu mengkomunikasikan apa yg kita inginkan, rasakan dan pikirkan kepada orang lain dengan cara yg baik serta tetap menjaga perasaan dan hak mereka. Hal ini perlu dilatih dan dibiasakan, jika belum terbiasa maka latih terus. Saat mendapatkan respons apapun dia harus tetap semangat dan kerjakan tugas dengan sebaik2nya.
Pisahkanlah hal mana yang harus didengar dan mana yang harus diabaikan. Kamu bersemangatlah, kamu adalah orang baik dan peduli pada sekitar dan aku adalah salah satu orang yang percaya pada hal itu. 🤗🤗
-tim tanya konselor-