Halo, kak. jadi saya mahasiswa yg aktif di organisasi. Di organisasi itu ada 8 org dengan jabatan dan sikap:
1. Head of production – kurang berpengalaman, bekerja sesuai mood
2. Public relation 1 – sibuk, balas chat jika sempat, deadliner
3. Public relation 2 – sibuk, balas chat jika sempat, deadliner
4. Multimedia 1 – suka menunda pekerjaan, susah berkomunikasi, sedikit self-centered
5. Multimedia 2 – merasa paling sibuk didunia, menghasilkan desain yg bagus, tidak bisa diajak ngobrol, merasa organisasi itu beban
6. Multimedia 3 – suka berleha-leha, tidak mementingkan organisasi, deadliner
7. Creative 1 – tidak mengerjakan tugas, deadliner, susah dichat, sering menggunakan alasan sibuk
Saya sendiri berperan sbg creative 2, yg mana saya sering membackup semua divisi. Saya membantu Head utk mengingatkan tugas, melakukan inisiatif, melakukan screening, membantu multimedia membuat desain, edit video, screening, membantu PR membuat proposal, mencari narasumber, membantu creative 1 utk membuat script. Memang saya tidak selalu membantu hanya 1 kali dari 3 kali pengerjaan, karena saya tahu jika saya terus membantu ya berarti saya yg kasih kesempatan mereka utk pergi dr tugas. Dan ketika saya membantu, saya juga cukup pilih-pilih.
Tapi semua kerja keras saya dibalas dengan slow response yang bisa sampai 2 hari, kadang bisa 1 minggu; memang sih ada thankyou nya. Tapi ketika mengingatkan sesuatu saya merasa seperti orang yg berkoak-koak tidak dihiraukan dan tidak dihargai. Jujur hal tersebut sudah berlangsung selama 6-7 bulan. Awalnya sih saya bisa tolerir tapi sekarang saya ad pikiran untuk jadi seperti mereka, slow response, hanya kerja ketika disuruh, tidak melakukan screening lg, dll. Dan dari pandangan saya jika saya melakukan itu organisasi ini pasti akan hancur, skrg juga sudah hancur sih hahaha…
Jadi saya mau minta solusi nih kak. Apakah sudah saatnya saya menjadi seperti mereka(?) Krn saya sakit hati bangettt kerja keras selama ini dibalas dgn begitu dan saya sangattttt merasa tidak dihargai.
Disatu sisi saya ingin organisasi ini bisa menjadi lbh baik dan utk itu saya tidak boleh lepas tangan. Tapi disisi lain saya sudah muak.
Jika jb/solusinya adalah dgn meng-reach/ mengatakan apa yg tidak saya sukai sudah sih sudah lebih dari 5 kali 🙃. Saya mau minta dong pendapat kakak mengenai apa yg harus saya lakukan tetap give my best di organisasi ini atau nyerah. Dan jika saya memilih utk nyerah, etis gak sih? Mengingat saya sudah berusaha 6 bulan
Hai, Kak. Terima kasih sudah memilih dan berkenan menceritakan masalah kepada kami.
Di sini ada dua poin pertanyaan, ya.
1. Apakah kakak harus menjadi seperti mereka?
2. Apa yang harus dilakukan? Etiskah jika menyerah dari organisasi?
Pertama, kakak tidak harus menjadi seperti mereka. Apa yang diharapkan dengan menjadi ikut-ikutan kurang bertanggung jawab atas tugas yang diberikan? Tentu kakak lebih baik untuk memaksimalkan kinerja kakak. Benar jika kakak membantu dengan maksud untuk menjadikan organisasi lebih baik, tetapi jika kakak selalu memberi bantuan kepada teman2 semua divisi, justru bisa menjadikan teman2 terus tidak bertanggung jawab atas tugas mereka. Hal tersebut justru bisa merusak organisasi karena bisa jadi nantinya orang-orang dalam organisasi berisi mereka yang kurang bertanggung jawab.
Untuk pertanyaan kedua, apakah kakak harus menyerah? Jika menyerah dalam arti berhenti di tengah periode kepengurusan, sepertinya bukan ide yang baik. Sebaiknya, jika ingin berhenti, kakak bisa memilih waktu saat periode kepengurusan telah berakhir.
Semoga bisa menjawab pertanyaan yang kakak ajukan, ya. Tetap semangat, Kak 🙂