Masalah keluarga

Tanya KonselorCategory: PsikologiMasalah keluarga
Rena asked 4 years ago . Client detail : female, 19-24 y.o

Saya punya adik. Adik saya sudah 2 minggu masuk kuliah. Tapi dari awal dia masuk, keadaannya membuat saya khawatir. Dia susah tidur, sesak nafas, mual, cemas sepanjang hari, dan kadang saya menemukan dia gemetar dengan keringat dingin saat menjalani kuliah online. Ketika saya tanya apa yg membuat dia cemas, dia blg dia tidak tahu. Pertanyaan ini sering saya ajukan pada dia, tapi jawabannya masih sama. Dia tidak tahu apa yang membuat dia cemas, and it kills her inside, katanya. Awalnya saya pikir, seminggu akan hilang karena mungkin dia hanya kaget dengan rutinitas kuliah yang baru. Tapi minggu berikutnya masih seperti itu. Dia orangnya juga religius. Selalu shalat untuk menenangkan pikiran, tapi dia bilang, shalat pun tak bisa membuat kecemasannya hilang. Saya sangat khawatir dengan keadaannya. Bahkan saat saya menulis inipun, dia menangis dikamar, meminta saya untuk meninggalkannya sendirian. 

1 Answers
Stella Novian Staff answered 3 years ago

Halo, Rena!

Terima kasih karena telah mempercayakan Tim Peduli Remaja Indonesia untuk menjadi tempatmu berbagi cerita.

Kami sungguh kagum akan kepedulianmu atas kondisi yang sedang dialami oleh adikmu. Pada akhirnya, menceritakan perasaan negatif dengan orang lain bukanlah hal yang mudah. Jika orang yang kamu kasihi (dalam hal ini adikmu) menunjukkan tanda-tanda seperti yang kamu sampai kan di atas, maka langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah dengan bertanya.
Ini dilakukan guna memberikan kesempatan baginya untuk bercerita dan mengungkapkan perasaannya, sehingga dapat melepaskan perasaan negatif di dalam diri sekaligus mengurangi risiko untuk bertindak lebih jauh.
Bersikaplah tenang, dan katakan kepadanya bahwa kamu peduli dengan kondisinya. Misal:

“Kakak mengkhawatirkan dengan kondisi kamu yang […]. Apakah kamu baik-baik saja?”

Kamu juga bisa menyesuaikan gaya berbicaramu agar ia lebih dapat menerima keberadaanmu. Misal:

“Cerita dong, kalo ada kenapa-kenapa. Ntar gue bantu in deh.”

Jika ia menolak berbicara denganmu pada saat itu, hargai pilihannya. Tidak perlu memaksakan dirimu jika ia menolak, karena hal itu akan membuatnya semakin menolak keberadaanmu dan berpotensi menolak segala jenis bantuan.
 
Percayalah pada insting kamu dan perhatikan setiap hal-hal yang mencurigakan dan jangan ragu untuk menanyakan ulang jika kamu kembali menemukan tanda-tanda yang sama seperti sebelumnya.
Pastikan orang-orang yang dekat dengannya (mungkin ayah dan ibu kalian) tahu mengenai apa kekhawatiran kamu dan perubahan yang muncul, dan amati juga bila ia menunjukkan perubahan perilaku lainnya.
Memberikan dukungan emosial bisa kian melelahkan. Untuk itu, pastikan kamu juga menjaga kesehatan fisik dan mentalmu ke depan.
 
Salam Bahagia
Tim Peduli Remaja Indonesia.