Jatuh cinta dengan sahabat, mungkinkah?

Tanya KonselorCategory: RemajaJatuh cinta dengan sahabat, mungkinkah?
Fanny Fiyadhika asked 4 years ago . Client detail : , y.o

Hai. Aku mau minta saran dari ceritaku. Aku perempuan yang punya beberapa sahabat laki-laki. kami begitu dekat karena persahabtan kami sudah terjalin hampir 10 tahun lamanya. Namun sekarang, aku hanya dekat pada salah satunya karena hanya dia yang masih single saat ini. Maklum, sebagai sahabat perempuan diantara teman-teman pria yang sudah memiliki pacar, aku ancaman besar bagi pacar mereka yang tidak mengerti dengan persahabatn yang kami jalani.
Singkat cerita, aku dan salah satu sahabat laki-laki ku ini ( sebut saja dia cans) seringkali menghabiskan waktu bersama. Main kerumahku, menghabiskan malam bersama, membicarakan banyak hal, makan bersama, dan lain hal. Ohya, perlu diketahui, cans adalah tipikal laki-laki yang bicara apa adanya, cukup terkenal hingga digemari banyak wanita dan memiliki pikiran yang open minded. Meskipun dia disukai banyak wanita, dia selalu curhat padaku tiap kali ada wanita yang nekat mengajaknya menikah, pacaran atau sekedar ciuman. Dia bilang, mereka bukan seleranya.
 
Suatu hari dai menelfonku. Jujur dia katakan dia sedang mabuk namun dia terpikirkan aku. Katanya, dia tersentuh dengan ulahku yang mengambilkannya segelas air minum ketika dia berkunjung kerumah ku (aku tuh cuek orangnya. jadi mungkin dia kaget). Dia bercerita kalau dia tidak bisa berhenti memikirkan ku semenjak hari itu. Memang dulu dia sempat suka padaku, tapi aku terlanjur berpacaran dengan orang lain. Dia terus meracau di telfon dan memaksa ingin bertemu denganku, menyatakan cinta padaku secara langsung, memeluku dan berciuman. Aku masih menanggapinya dengan santai sampai ternyata benar dia datang kerumahku. Tapi kita tidak bertemu malam itu, aku terlalu takut untuk menghadapinya yang sedang mabuk.
 
semenjak kejadian itu hingga sekarang perilaku cans padaku berubah. agak canggung dan hati-hati, kadang berperilaku manis dan malu (sisi yang jarang sekali aku lihat) namun tetap apa adanya dan selalu menggombalku. Mengajakku berciuman, nonton drama, jalan bareng dan selalu ingin menghiburku. Lambat laun hatikupun melemah. Sampai sekarang aku masih tidak tau harus menanggapinya dengan perasaan yang serius atau hanya bercanda. Aku tidak tau apa perilakunya itu murni dari hatinya atau aku hanya pilihan saat dia mabuk dan kesepian atau dia hanya bermain saja denganku (secara kitakan sahabat).
 
menurutmu apa yang sebaiknya aku lakukan? bagaimana aku harus meresponnya? aku tidak mau pacaran dengannya karena aku tidak mau kehilangannya dalam hidupku. dia tempat aku bercerita, yang selalu menghiburku walau dengan kenyataan yang pahit. Jika memang kita ditakdirkan bersama, aku memilih untuk langsung menikah dengannya saja dibanding harus berpacaran dulu.