insecure

Anon asked 4 years ago . Client detail : , y.o

Siang, Saya ngerasa susah dalam bersosialisasi, overthingking, terlalu takut orang berpendapat buruk terhadap saya. Sehingga saya merasa harus terlihat sempurna, menjaga image.  Bagaimana cara menghilangkan rasa insecure atau overthingking saya terhadap orang lain? 

1 Answers
faradilah Hanum Staff answered 4 years ago

Hai anon,,

Wah sebenarnya kita memiliki kesamaan loh. Aku juga pernah merasa seperti itu dan sepertinya hal tersebut pernah dirasakan oleh semua orang, termasuk  orang yang terlihat sangat ekstrovert sekalipun atau terlihat mudah sekali memiliki teman jelas pernah merasa insecure, aku berani menjamin itu.

Setiap orang punya masa-masa untuk menjadi insecure, susah dalam bersosialisasi (bahkan sampai dikira anti sosial) , overthinking yakni berpikir berlebihan, sangat takut jika orang lain akan menjelek-jelekkan kita baik didepan maupun dibelakang, (tapi yang biasanya paling tidak enak dan kita pikirkan adalah jika dibicarakan atau digosipin di belakang sih 😅).

Aku juga pernah seperti itu, serius,  persis sepertimu. Kamu tahu, butuh waktu setidaknya 2.5 tahun untukku  berani presentasi di depan kelas. Sebelumnya aku melarikan diri terus, entah alasan sakit, ada acara dan macam-macam alasan lain. Karena saat itu, aku merasa tidak siap melihat semua mata tertuju padaku, meskipun kenyataanya presentasinya berkelompok.

Aku juga sangat takut jika bikin malu  dan terlihat  bodoh di depan, kacau sekali rasanya saat itu. Apalagi aku  tidak begitu mengenal  anak sekelas.

Namun, setiap aku lari, aku selalu merasa bersalah, lebih tepatnya menyalahkan diri sndiri dan banyak menangis, karena merasa tidak bertanggung jawab pada anggota yang lain maupun pada diriku.

Seringkali aku menulis ke buku diary tentang hal yang kubenci ini, overthinking maupun kabur karena takut bertemu  banyak orang,karena aku tipe orang yang tidak mudah  ngobrol tentang masalahku ke orang lain.

Mungkin masalah seperti ini terlihat sepele bagi beberapa orang. Misalkan, ketika kita cerita, seringkali respon orang lain malah cenderung meremehkan seperti menanggap kita terlalu banyak berpikir, ribet, lebay, tinggal presentasi aja, tinggal ngomong depan kelas, tinggal ngobrol aja, tinggal ikut acara aja dan hal-hal lain semacam itu.

Tapi memang, yang harus kamu tahu adalah, ada tipe orang yang tidak ambil pusing terhadap sesuatudan ada pula yang sebaliknya, yakni memikirkan segala sesuatu secara dalam, seperti kita contohnya. 😅😅

Ketika kamu mulai sadar jika kamu adalah tipe yang kedua, maka hal pertama yg perlu kamu lakukan adalah, terima diri kamu.

Aku dulu sangat sadar jika bukan tipe “social butterfly” atau mudah bergaul. Saat aku SMA, aku mencoba berteman dengan orang-orang yang easy going, mudah berteman, dan tipe yang santai atau tidak overthinking.  Kita berteman akrab, namun aku sadar kalau aku tetep memiliki rasa insecure dan berpikir berlebihan terhadap sesuatu, masih maju mundur dalam bergaul. Masih ada perasaan- perasaan seperti itu.

Lalu saat beberapa tahun terakhir ini, aku mulai menyadari dan berpikir untuk menerima diriku sendiri daripada memaksa menjadi seperti orang lain.

Aku mencoba untuk menerima diri sndiri dulu,
Oke, aku tipe yang mempertimbangkan segala sesuatu matang-matang, tipe yang inginnya terlihat sempurna di mata orang lain, tipe yang masih sering maju mundur dalam bersosialisasi. Mungkin sifat-sifat itu tidak baik, namun, poin penting pertama adalah penerimaan diri kamu sendiri terlebih dahulu dan sebenarnya hal itu menandakan kamu telah selangkah lebih mengenal diri kamu sndiri. Jujur, tidak mudah loh mengenali diri sndiri.

Setelah kamu mencoba untuk menerima diri kamu, mulailah untuk mempertimbangkan konsekuensi dari perilakumu, Misal saja di aku, jika aku terus melarikan diri, aku pasti akan dicap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab, sekalipun aku yang membuat  materi presentasi.Aku jujur saja lebih memilih gagap presentasi daripada  dicap tidak bertanggung jawab,

Akhirnya, aku sedikit-sedikit mulai memberanikan diri. Aku mulai berpikir untuk tidak berada dalam situasi yang sama terus menerus  karena pada akhirnya aku sendirilah yang tersiksa.

Jadi, beberapa hari sebelum kelas presentasi, aku banyak berlatih bicara di depan cermin. Ketika pikiran negatif muncul, aku bicara ke diriku seperti ini, “tenang, ini hanya presentasi, bicara depan kelas, toh tidak semua orang memperhatikan, kamu hanya melakukan tugas kelas, setelah  itu  selesai dan duduk lagi, toh banyak orang yang gagap dan gagal presentasi tapi mereka baik baik saja”. Aku berkata seperti itu berulang-ulang setiap keraguan maupun ketakutan muncul.

Aku menyiapkan segala sesuatunya untuk presentasiku dengan cara yang terbaik, entah itu dari sisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan atau dari sisi pendalaman materi. Apapun itu, aku persiapan dengan matang dan baik. Dan berkata pada diriku, kamu sudah maksimal dalam menyiapkan segala sesuatunya.

Tipe yang senang sekali berpikir seperti kita, harus menggunakan kekurangan “overthinking” nya  ke jalan yang benar dan menguntungkan. Aku banyak berpikir tentang apa saja  yang harus aku siapkan supaya penampilanku sempurna.

Kamu juga harua demikian, gunakan kelemahanmu dengan baik. Kadang keraguan dan ketakutan ada karena karena kita kurang persiapan.

Jadikan ketakutan kita sebagai senjata untuk menemukan letak lemahnya kita. Setelah kita tahu, langsung kita jadikan sebagai senjata, “oh ak masih lemah disini, jadi aku harus perbaiki dan latihan berulang – ulang disini”.

Tidak mudah  memang dan butuh waktu untuk meyakinkan diri sndiri kalau semua akan baik-baik saja. Namun, asalkan kita ada usaha untuk memperbaiki,  maka kita pasti akan menemukan jalan.

Setiap professional itu berawal dari orang-orang yang awalnya tidak mampu. Ibarat main game nih, tiap orang yang pro itu awalnya dari orang yang nob. Semacam itu, kehebatan apapun itu berawal dari ketidakmampuan yang terus diusahakan.

Ketika kamu terus berusaha, lalu melihat lagi kebelakang, merenungi semua usahamu untuk berubah, maka kamu akan bisa berkata pada dirimu sendiri ” wah, aku tidak menyangka bisa sejauh ini”.

Aku juga bersyukur sudah lebih berani untuk public speaking dan lebih tidak canggung saat berada didepan orang untuk berbicara. Ketika aku  mengingat lagi  awal- awal usahaku, dimana  aku sampai menangis dan kabur itu masih membuatku tidak menyangka bisa berada dalam tahap yang lebih baik😀😀. Kamu pun bisa.

Dan satu lagi, kenyataan yang sebenarnya, tidak serumit atau semenakutkan yang ada dalam pikiran kita. Ujian terberat untuk orang-orang overthinking kan memikirkan segala sesuaty dengan sangat dalam, nah kamu harus membuktikan jika kenyataan tidak seribet pikiran kita, dengan memastikannya langsung, Langsung praktik dan eksekusi. Saat  pertama kali berhasil untuk mau presentasi setelah sebelumnya terus melarikan diri, rasanya sangat lega dan senang. Senang karena aku bertanggung jawab. Senang karena aku tidak lari dari masalah. Senang karena terbukti jika kenyataan tidak seribet pikiranku. Senang karena apda akhirnya aku benar- benar melakukannya. Langsung saja aku pesta bakso untuk merayakannya 😂😂.

Aku berprinsip sekecil apapun perubahan yang sudah berhasil kita lakukan, harus dirayakan. Hal itu untuk menghargai usaha kita yang tidak mau menyerah dengan keadaan.

Oh iya, untuk pendapat orang lain, ada pendapat yang bisa kita dengarkan,  ada pula yang tidak harus kita dengarkan. Tiap orang  bebas  berpendapat, tapi yang berhak menentukan untuk menerima atau menolak segala pendapat itu adalah kita. Jadi jangan melupakan diri sndiri ya karena terlalu fokus mendengarkan pendapat orang lain.

Kamu juga pasti bisa melalui itu, teruslah berprogress dan berproses serta mengenali diri sndiri.

Jadikan kelemahan sebagai kekuatan kamu.

Semangat anon,, aku juga masih berusaha, jadi kamu tidak sendirian. 😀😀😀

-tim tanya konselor-