aku-kenapa-ya

Aldi Einstein asked 3 weeks ago . Client detail : male, 25-30 y.o

Aku sudah menikah. Aku menikah dengan orang yang memberikan trauma dalam hidupku. Banyak perlakuan yang ku dapat dari pasanganku sebelum menikah yang membuatku membencinya tapi di sisi lain aku juga menyayanginya. Aku seorang pria btw. Aku bisa tau kenapa aku membencinya tapi aku tidak bisa tau kenapa aku masih menyayanginya. Setiap aku mengingat perlakuannya dulu aku jadi membencinya, aku ingin menyiksanya tapi aku menyayanginya. Suatu perasaan yang kontradiktif. Aku punya pribadi yang pendendam, selama pelaku belum merasakan rasa sakit yang sebanding dengan yang di berikan aku belum rela. Tapi kali ini istriku, apakah aku harus menceraikannya? Aku benci sekaligus cinta. Rasanya mau GILA. Perempuan anjing setan tapi aku menyayanginya! 

1 Answers
Mariza Shalsabilla Staff answered 6 days ago

Hallo kak… sebelumnya terimakasih karena sudah mau bercerita disini, semoga sehat slalu… oke perihal masalah yang sedang kakak hadapi termasuk masalah yang cukup berat dan rumit serta dilema ya dalam hubungan rumah tangga yang tengah dijalani… Konflik yang terjadi saat ini termasuk Love-hate relationship dimana merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan yang di dalamnya terdapat kombinasi rasa cinta sekaligus rasa benci yang sama-sama kuat. Atau di Indonesia, love-hate relationship lebih sering disebut dengan istilah ‘benci tapi cinta’
 
Ketika kita melangkah ke dalam sebuah pernikahan atau hubungan, kita seringkali memulai perjalanan tersebut dengan cinta dan optimisme yang tidak terbatas, tapi harus percaya bahwa hubungan tersebut akan mampu bertahan menghadapi tantangan apa pun.
 
Namun, seiring berjalannya waktu dan kehidupan mulai berjalan, tidak jarang kita mendapati diri kita bergumul dengan emosi yang tidak pernah kita antisipasi, termasuk rasa benci terhadap pasangan kita. Kebencian bisa muncul karena berbagai alasan dan jika tidak diatasi, lambat laun hal itu bisa mengikis fondasi hubungan.
 
Mengalami konflik emosi yang intens dan kompleks dalam rumah tangga memang rumit. Pertimbangan untuk menceraikan atau tetap bersama memerlukan pemikiran mendalam dan hati-hati. Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
 
Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
1. *Keselamatan dan kesejahteraan*: Apakah Anda merasa aman dan nyaman dalam pernikahan?
2. *Trauma dan dampak*: Seberapa besar dampak trauma yang Anda alami dan apakah Anda telah mendapatkan bantuan profesional?
3. *Komunikasi dan perubahan*: Apakah istri Anda menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki diri?
4. *Cinta dan kasih sayang*: Apakah cinta dan kasih sayang Anda masih kuat dan seimbang dengan rasa benci?
 
Dan mungkin langkah-langkah yang dapat dilakukan seperti,
1. *Konseling pernikahan*: Cari bantuan profesional dari psikolog atau konselor pernikahan.
2. *Refleksi diri*: Tuliskan perasaan, kejadian, dan alasan Anda membenci dan menyayangi istri.
3. *Diskusi terbuka*: Berbicara dengan istri tentang perasaan dan kebutuhan Anda.
4. *Pertimbangan hukum*: Jika Anda mengalami kekerasan atau pelecehan, pertimbangkan untuk mencari bantuan hukum.
 
Atau lakukan pertanyaan pada diri sendiri untuk dijawab, misalnya
1. Apakah nda merasa istri anda berubah dan berusaha memperbaiki diri?
2. Apakah anda memiliki anak yang terlibat dalam situasi ini?
3. Apakah anda telah mencoba memperbaiki hubungan melalui komunikasi dan konseling?
4. Apakah Anda siap untuk melepaskan rasa dendam dan memaafkan?
 
Apapun hal yang kamu lakukan adalah bisa melakukan introspeksi. Jangan cepat terbawa perasaan, dan cobalah mengenali emosi dan reaksimu pada pasangan.
  Ingat, keputusan terbaik tentu kembali pada diri kakak sendiri, pertimbangkan secara hati-hati dengan sangat dampak yang akan terjadi setelahnya, dan semua balik ke kakak apakah hendak lanjut atau berhenti sampai dititik ini. Semoga apapun yang terjadi kakak bisa melewati segalanya.. semangat